Minggu, 21 November 2010

" Trik Super Efektif Menghadapi Wawancara "

Wawancara merupakan proses penting untuk mendapatkan pekerjaan. Berhasil tidaknya Anda mendapatkan pekerjaan salah satunya ditentukan oleh proses wawancara. Banyak mereka yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata atau genius, tetapi gagal dalam proses ini. Sikap dan karakter diri Anda, kematangan Anda dalam berfikir, atau bahkan persiapan yang Anda lakukan untuk menghadapi wawancara secara langsung akan mempengaruhi hasil dari wawancara. Berikut trik super efektif dalam menghadapi wawancara, baik wawancara pertama Anda maupun bagi Anda yang sudah sering melakukan wawancara.

1. Tiba lebih awal.
    Rencanakan untuk tiba lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. Dengan waktu yang masih tersisa sebelum wawancara, Anda dapat gunakannya untuk mengatur emosi, mengontrol stres yang tidak perlu, mengumpulkan pikiran agar tetap fokus, dan menyempurnakan persiapan Anda lainnya seperti pakaian dan make up Anda.

2. Jabat tangan interviewer dengan tegas dan biarkan interviewer memulai pembicaraan.
   Saat Anda bertemu dengan interviewer , pandanglah kedua matanya dan jabatlah tangannya dengan tegas. Interviewer akan mengetahui karakter Anda melalui cara Anda berjabat tangan. Berikan kesempatan kepada interviewer untuk memulai pembicaraan. Misalnya menanyakan nama Anda, menjelaskan tugas Anda, dan posisi Anda. Hal ini akan memberikan kempatan kepada Anda untuk mencerna informasi dari interviewer.

3. Berikan jawaban yang singkat dan jelas.
    Dalam sebuah wawancara ada beberapa pertanyaan kunci yang sebaiknya Anda jawab dengan singkat namun jelas. Contohnya “Apa yang menjadi alasan Anda untuk hengkang dari perusahaan sebelumnya?”, “Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan Anda?”, “Kesalahan apa yang pernah Anda perbuat dan bagaimana mengatasinya?” dan sebagainya. Usahakan Anda menjawab semua pertanyaan yang diberikan sesuai dengan jalur dan jangan memberikan jawaban yang akan menimbulkan pertanyaan baru atau membingungkan interviewer.

4. Aktif dalam percakapan.
   Ciptakan hubungan yang akrab dengan interviewer dan ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Misalnya peraturan perusahaan, kebijaksanaan perusahaan yang Anda dapatkan jika diterima untuk bekerja (Jamsostek, tunjangan hari raya, dll).

5. Tetap rendah hati.
   Walaupun Anda sudah cukup berpengalaman, terapkanlah sikap rendah hati. Jangan sampai Anda meremehkan persyaratan dan pertanyaan yang diberikan oleh interviewer. Jawab pertanyaan dengan senyuman dan jawaban yang mengesankan. Sikap rendah hati akan sangat disukai walaupun Anda sudah mempunyai segudang pengalaman kerja karena hal inilah yang mencerminkan sikap Anda nantinya jika Anda diterima untuk bekerja.

6. Perlihatkan minat dan semangat.
    Ekspresi wajah Anda akan sangat berpengaruh pada kesan interviewer terhadap Anda. Ekspresi yang monoton tidak akan membuat interviewer berminat dan yakin akan kemampuan Anda. Cerikan tentang pengalaman yang telah anda jalani dengan ekspresi yang bersemangat dan yakinkan interviewer bahwa Anda akan sukses melakukan pekerjaan yang baru nantinya berkat pengalaman dimasa lalu.

7. Menetapkan harapan Anda.
   Pada umumnya, sebelum dilakukannya wawancara Anda diharuskan mengisi formulir interview yang berisikan informasi tambahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menyeleksi kandidatnya, termasuk salary dan fasilitas yang diharapkan. Jangan mematok harga yang tidak rasional. Lebih bijak jika Anda megukur terlebih dahulu kemampuan Anda bukan mengikuti keinginan Anda, lalu simpulkan seberapa layak Anda mendapatkan salary dan fasilitas jika Anda diterima untuk bekerja di perusahaan tersebut. Jangan lupa untuk mencari informasi standard salary perusahaan dari karyawan, internet dan beberapa buku panduan lainnya. Contohnya, untuk standar gaji lulusan S1, D3, SMA sederajat dan sebagainya. Lebih banyak informasi yang Anda dapatkan akan lebih mematangkan persiapan Anda untuk wawancara.

8. Jangan menceritakan kelemahan perusahaan sebelumnya.
   Ada beberapa interviewer yang memancing peserta wawancara untuk mencari selah agar Anda mencerikan kelemahan perusahaan dimana Anda bekerja sebelumnya. Hindari menceritakan kelemahan perusahaan, atasan bahkan lingkungan kerja Anda sebelumnya. Ada beberapa asumsi dari sang interviewer jika Anda terpancing dengan pertanyaan ini “Jika Anda mengundurkan diri dari perusahaannya, akan sangat memungkinkan jika Anda juga akan menceritakan kelemahan perusahaannya” Agar tidak terpancing dengan tipe pertanyaan seperti ini, persiapkanlah jawaban Anda sebelum menghadapi wawancara. Ingat, Bukan berarti Anda harus berbohong untuk menutupi kelemahan perusahaan sebelumnya. Intinya buatlah jawaban yang sekreatif mungkin dan tidak manipulatif.

9. Ucapkan terima kasih dan follow up.
   Setelah wawancara selesai jangan lupa ucapkan terima kasih pada interviewer karena Anda telah diberikan kesempatan untuk wawancara meskipun Anda nantinya tidak diterima bekerja di perusahaan tersebut atau tidak tertarik pada pekerjaaan tersebut. Dan jangan lupa untuk follow up, sejauh mana hasil dari wawancara. Anda bisa menghubungi perusahaan untuk menanyakan hasil wawancara.
Anda harus berjiwa besar jika Anda tidak diterima untuk bekerja, tetapi setidaknya Anda mendapatkan pengalaman dan ilmu dari wawancara tersebut, sehingga Anda akan mempunyai gambaran dan dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi dikemudian hari jika Anda menghadapi wawancara.




Remember ! Kegagalan adalah proses dari pembelajaran.

Jumat, 11 Juni 2010

Warna Busana Kerja


           Dalam dunia kerja, tahukah Anda bahwa pemilihan busana kerja adalah salah satu aspek yang mendukung kesuksesan karir? Ketika menghadiri interview seorang calon karyawan akan berpakaian seprofessional mungkin untuk memberikan kesan pertama yang baik dari sang pewawancara. Cara Anda berpakaian, dan apa yang Anda pakai disadari maupun tidak, mencerminkan kepribadian, maksud dan tujuan Anda. Jadi jangan salahkan perusahaan jika Anda tidak diterima bekerja di tempat mereka karena Anda memakai celana jeans saat wawancara, atau mengenakan setelan jas / blazer dengan kombinasi warna ‘tabrak lari’ atau motif yang terlalu ´berteriak ´.
           Pencitraan diri yang baik juga dari pemilihan warna pakaian. Secara kejiwaan, warna diyakini memiliki kekuatan khusus yang dapat mempengaruhi mood, emosi, sampai kesehatan baik bagi pemakainya maupun orang di lingkungan sekitarnya. Dalam pemilihan busana kerja, psikologi warna dapat digunakan sebagai acuan karena warna apapun yang Anda pilih nantinya akan menyampaikan kesan yang kuat tentang kepribadian maupun image Anda.
Berikut ini adalah uraian tentang makna dibalik warna-warna pakaian yang Anda pilih untuk dikenakan:


      1. Hitam dan Abu-abu = Serius Konservatif
      
          Banyak yang meyakini bahwa pakaian dengan warna dasar hitam mengesankan keseriusan dan formalitas. Mungkin itulah sebabnya kebanyakan setelah jas atau blazer tersedia dalam hitam. Warna hitam ini menunjukkan adanya kekuasaan (power), semakin gelap warnanya, semakin powerful kelihatannya. Sementara abu-abu hampir pasti bisa dikenakan oleh siapa saja karena memiliki banyak gradasi warna sebagai pilihan yang memberi kesan sophisticated. Abu-abu juga mengisyaratkan bahwa si pemakai orang yang konservatif, pintar, bisa diandalkan, dan stabil. Gunakan warna ini untuk menyampaikan kesan Anda orang yang bertanggung jawab. Kombinasikan unsur abu-abu pada penampilan Anda seperti blus, dasi, tas, sepatu, tapi hindari memakainya dari atas ke bawah karena Anda akan dianggap sebagai orang yang membosankan.


       2. Merah = Menarik Perhatian
        
            Warna merah sangat atraktif dan membuat pemakainya terlihat menonjol. Saat membawakan presentasi atau pidato,kenakan pakaian bernuansa warna merah karena warna ini akan menarik perhatian. Merah juga identik dengan passion, memakai warna ini bisa memberi kesan bahwa Anda orang yang semangat, determined, dan berani. Jika Anda seorang team player, jangan terlalu sering atau banyak menggunakan warna ini dalam keseluruhan penampilan Anda karena Anda akan terlihat lebih menonjol dari rekan-rekan Anda yang lain.


       3.Kuning dan Oranye = Pembawa Keceriaan
        
          Jika Anda sedang tidak bersemangat, cobalah memakai pakaian warna kuning atau orange. Warna-warna ceria ini membawa efek kegembiraan pada pemakainya. Warna kuning khususnya dapat menimbulkan rasa optimis dan penuh harapan. Kuning juga membantu menstimulasi pikiran agar lebih berpikir jernih dan menghasilkan ide-ide brilian. Sementara orange adalah pembangun spirit yang baik dan merupakan anti-depressant yang ampuh. Jika Anda ingin mencoba mengkombinasikan warna ini dalam pakaian kerja, cobalah untuk memadu padankan warna-warna ini dengan warna lain yang lebih soft atau warna basic yang bisa mengurangi ´keceriaan´-nya.


       4. Biru = Penuh Percaya Diri
            
           Warna ini adalah yang paling populer digunakan oleh para karyawan karena menimbulkan kesan formal tapi tidak terlalu serius. Pastikan Anda memiliki satu stel jas, blazer, atau atasan berwarna ini karena sifatnya yang sangat fleksibel. Jika Anda ingin sedikit bergaya klasik, gunakanlah warna biru tua/gelap. Biru yang lebih terang seperti navy blue dan biru langit menggambarkan kepercayaan diri yang tinggi. Bahkan sebuah penelitian menyebutkan bahwa navy blue merupakan warna yang paling baik untuk dipakai saat wawancara kerja.


        5. Warna lainnya
            
             Pink terkesan lembut, hangat dan feminin sementara ungu memberi aura positif. Namun pink juga memberi kesan less-aggressive dan kurang bersemangat. Cokelat yang identik dengan warna bumi memberi efek kedewasaan kepada pemakainya. Hijau memberi kesan rileks dan menenangkan. Sedangkan putih mengesankan kepolosan, kesucian, dan membawa perasaan damai.


             Jika Anda adalah pelaku bisnis atau bekerja di sektor bisnis, warna wajib yang harus menghiasai lemari pakaian Anda adalah navy blue, abu-abu dan hitam. Anda bisa menambahkan aksen warna lain yang lebih ceria jika tidak ingin terlihat membosankan. Yang perlu diingat adalah memilih warna pakaian yang sesuai dengan situasi, kondisi, tempat, dan kepentingan. Jangan sampai meeting Anda dengan klien jadi kurang nyaman hanya karena Anda salah memilih pakaian atau salah kostum. Pilihlah pakaian Anda dengan bijak, sesuai dengan situasi dan kondisi serta pesan yang ingin Anda tampilkan,karena penampilan Anda menentukan kesuksesan Anda.